فَكُلِي
وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا
فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ
الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
Artinya:
Maka
makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia Maka
katakanlah (hai Maryam), sesungguhnya aku telah bernadzar (untuk)
berpuasa karena Allah Yang Maha Pemurah, maka aku tidak berbicara dengan
seorang manusia pun pada hari ini. ( Maryam : 26)
Puasa
itu hukumnya wajib seperti yang terdapat dalam surat al-baqarah ayat 183 yang
berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.(Al-baqarah :183)
Menurut pengertian
terminologi syar‟i, puasa adalah suatu ibadat yang mempunya isyarat dan rukun tertentu, diamalkan
di siang hari sejak dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan cara menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual,
disertai dengan perilaku meninggalkan perbuatan-perbuatan tidak terpuji yang
bisa mengurangimakna/nilainya/pahalanya.
Puasa
yang diamalkan dengan memenuhi semua persyaratan tersebut besar sekali makna
dan pahalanya, apalagi jika diingat bahwa puasa itu adalah salah satu dari lima
rukun Islam.
Al-Ghazali membagi pengertian puasa menjadi
tiga bagian, yaitu yang pertama, puasa umum adalah puasa sekedar menahan diri
dari makan, minim, dan hubungan seksual. Dan karena umumnya manusia yang
berpuasa berada dalam tingkat ini maka puasa merekadisebut puasa umum, artinya
demikianlah kebanyakan puasa manusia.Yang kedua, puasa khusus adalah puasa yang
diamalkan di samping dengan isi umumtersebut di atas juga menyempurnakannya
dengan menahan diri dari mengatakan, mendengar, dan memandang atau melihat
sesuatu yang kurang baik, kurang pantas, yang menyinggung/menyakiti orang lain,
atau yang sia-sia dan tak berguna. Dan karena puasa tingkat ini dapat diamalkan
oleh mereka yang sudah bisa disebut khusus maka puasa mereka yang sudah bisa disebut
khusus maka puasa mereka disebut khusus.Yang ketiga, puasa khusus al-khusus
adalah puasa yang diamalkan di samping dengan kedua isi dua kategori puasa di
atas disempurnakan pula dengan puasa hati yaitumenahan hati dari memikirkan,
mengkhayalkan atau membayangkan hal-hal duniawi yang rendah selama berpuasa.
Dan karena puasa semacam ini hanya bisa dilakukan oleh merekay ang sangat
khusus maka puasa mereka disebut puasa khusus
al-khusus atau puasa super khusus.
Hari-hari yang dilarang untuk puasa,
yaitu : saat lebaran idul fitri 1 syawal dan idul adha 10 dzulhijjah, Hari
tasyriq : 11, 12, dan 13 zulhijjah
Puasa memiliki fungsi dan manfaat
untuk membuat kita menjadi tahan terhadap hawa nafsu, sabar, disiplin, jujur,
peduli dengan fakir miskin, selalu bersyukur kepada Allah SWT dan juga untuk
membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Orang yang diperbolehkan untuk
berbuka puasa sebelum waktunya adalah :
o Dalam perjalanan jauh 80,640 km
(wajib qodo puasa)
o Sedang sakit dan tidak dapat
berpuasa (wajib qodo puasa)
o Sedang hamil atau menyusui (wajib
qada puasa dan membayar fidyah)
o Sudah tua renta atau sakit yang
tidak sembuh-sembuh (wajib membayar fidyah ¾ liter beras atau bahan makanan
lain)
Syarat
Wajib Puasa :
•Berakal. Orang gila tidak wajib berpuasa.
•Balig.
•Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit,
tidak wajib mengerjakan puasa.
Syarat Syah Puasa :
•Islam. Orang yang beragama selain islam tidak syah puasa.
•Mumayyiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
•Suci dari haid dan nifas. Orang yang haid ataupun nifas itu tidak sah
berpuasa, tetapi keduanya wajib untuk menqada puasa sebanyak puasa yang telah ditinggalkan.
•Dikerjakan dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa. Dilarang berpuasa pada
dua hari raya dan hari tasyriq.
Sabda Rasulullah Saw:
“Dari Anas, ‘Nabi telah melarang berpuasa lima hari dalam satu tahun; hari raya
idul fitri, hari raya haji, tiga hari tasyriq (tanggal 11,12,dan 13 bulan
haji).” (H.R. Daruqutni).
Rukun Puasa :
•Niat pada malam hari, yaitu setiap malam selama bulan ramadhan.
Sabda Rasulullah Saw:
“Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malamnya sebelum fajar terbit, maka
tiada puasa baginya.” (riwayat lima imam ahli hadits)
Kecuali puasa sunnah, boleh berniat pada siang hari, asal sebelum zawal
(matahari condong ke barat).
“Dari Aisyah, ia berkata: Pada suatu hari Rasulullah Saw, datang (ke rumah
saya). Beliau bertanya; Adakah makanan padamu? Saya menjawab, ‘tidak ada
apa-apa.’ Beliau lalu berkata; kalau begitu baiklah sekarang saya puasa.’
Kemudian pada hari lain beliau datang pula. Lalu kami berkata, ‘Ya Rasulullah,
kita telah diberi hadiah kue haisun.’ Beliau berkata, ‘mana kue itu? Sebenarnya
saya dari pagi puasa.’ Lalu beliau makan kue itu.” (Riwayat jamaah ahli hadis,
kecuali bukhari)
•Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar hingga
terbenamnya matahari.
Sunnah-sunnah
Puasa :
•Menyegerakan berbuka puasa.
•Berbuka dengan kurma, sesuatu yang manis, atau dengan air.
•Berdoa sewaktu berbuka puasa
•Makan sahur, dengan maksud supaya menambah kekuatan ketika puasa.
•Mengakhirkan makan sahur.
•Memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang puasa.
•Memperbanyak sedekah.
•Memperbanyak membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya (belajar atau mengajar)
karena mengikuti perbuatan Rasulullah Saw.
Perkara yang Membatalkan Puasa :
•Makan dan minum. Makan dan minum yang membatalkan puasa ialah apabila
dilakukan dengan sengaja. Kalau tidak sengaja, misalnya lupa, tidak membatalkan
puasa.
•Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali ke dalam.
•Bersetubuh.
•Keluar darah haid atau nifas.
•Gila. Bilamana itu terjadi pada siang hari, maka batallah puasa.
•Keluar mani dengan sengaja.
Macam-macam puasa :
1. Puasa
Ramadhan
Puasa Ramadhan hukumnya adalah wajib bagi orang yang sehat.
Sedangkan bagi yang sakit atau mendapat halangan dapat membayar puasa ramadhan
di lain hari selain bulan ramadan. Puasa ramadhan dilakukan selama satu bulan
penuh di bulan romadhon kalender hijriah / islam. Puasa ramadhan diakhiri
dengan datangnya bulan syawal di mana dirayakan dengan lebaran ied / idul
fitri.
2. Puasa
Senin Kamis
Puasa senin kamis hukumnya adalah
sunah / sunat di mana tidak ada kewajiban dan paksaan untuk menjalankannya.
Pelaksanaan puasa senin kamis mirip dengan puasa lainnya hanya saja
dilakukannya harus pada hari kamis dan senin saja, tidak boleh di hari lain.
3. Puasa
Nazar
Untuk puasa nazar hukumnya wajib
jika sudah niat akan puasa nazar. Jika puasa nazar tidak dapat dilakukan maka dapat
diganti dengan memerdekakan budak / hamba sahaya atau memberi makan / pakaian
pada sepuluh orang miskin. Puasa nazar biasanya dilakukan jika ada sebabnya
yang telah diniatkan sebelum sebab itu terjadi. Nazar dilakukan jika
mendapatkan suatu nikmat / keberhasilan atau terbebas dari musibah /
malapetaka. Puasa nazar dilakukan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas
ni'mat dan rizki yang telah diberikan.
4. Puasa
Bulan Syaban / Nisfu Sya'ban
Puasa nisfu sya'ban adalah puasa
yang dilakukan pada awal pertengahan di bulan syaban. Pelaksanaan puasa syaban
ini mirip dengan puasa lainnya.
5. Puasa
Pertengahan Bulan
Puasa pertengahan bulan adalah puasa
yang dilakukan pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan sesuai tanggalan
hijriah. Pelaksanaan puasa pertengahan bulan mirip dengan puasa lainnya.
6. Puasa
Asyura
Puasa asyura adalah puasa yang
dilakukan pada tanggal 10 di bulan muharam / muharram. Pelaksanaan puasa
assyura mirip dengan puasa lainnya.
7. Puasa
Arafah
Puasa arafah adalah puasa yang
dilaksanakan pada tanggal 9 di bulan zulhijah untuk orang-orang yang tidak
menjalankan ibadah pergi haji. Pelaksanaan arafah mirip dengan puasa lainnya.
8. Puasa
Syawal
Puasa syawal dikerjakan pada 6 hari
di bulan syawal. Puasa syawal boleh dilakukan pada 6 hari berturut-turut
setelah lebaran idul fitri. Pelaksanaan arafah mirip dengan puasa lainnya.